oleh Mahbub Junaedi pada 26 Juni 2011 jam 12:03
terbangun ini belum pada saat yang aku inginkan
seperti kemarin kau memanggil aku di kemarau tak seberapa
padahal sekarang sudah kemarau yang benarbenar kering
membaca dirimu
adalah melihat jiwamu yang penyendiri
sudah aku mencoba dobrak pintupintu berkarat
dan terkuak itu meninggalkan derit memekik
dan hanya kujumpa kau terkungkung memeluk lutut
rambutmu lusuh dalam wajah memucat ringkih
kudekati kamu, beringsut takut
telunjukmu menusuk syaraf mataku
lalu kuyakinkan sambil kutimang hatimu yang masih merah
sambil kucabut bulucamarku di sayap patah
mengusapkan pada sisi hatimu yang lain
dan kau seperti merinduinya sejak lama
sejak kau tampak melaut kembali dalam wajah birumu
terus saja mendegupkan detak jantung yang dulu hampir terhenti
aku ingatkan itu saat kau semakin menyudut di pojok dinding karang
lalu kau sedikit mengintip dari sudut matamu yang mulai sembab
dermaga itu melabuhkan biduk yang dulu
yang kini kandas karena kering itu belum juga usai
akankah harus padang gersang?
sebab jejak itu menemukan air mata menderas
seperti yang kau memilin luka
hanya ingin menangguk duka
dan aku mulai jeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar