Entri Populer

Kamis, 14 Juli 2011

mengunyah duka


oleh Mahbub Junaedi pada 26 Juni 2011 jam 12:03
 
sadar akan geliat yang tak kuduga
terbangun ini belum pada saat yang aku inginkan
seperti kemarin kau memanggil aku di kemarau tak seberapa
padahal sekarang sudah kemarau yang benarbenar kering

membaca dirimu
adalah melihat jiwamu yang penyendiri
sudah aku mencoba dobrak pintupintu berkarat
dan terkuak itu meninggalkan derit memekik

dan hanya kujumpa kau terkungkung memeluk lutut
rambutmu lusuh dalam wajah memucat ringkih
kudekati kamu, beringsut takut
telunjukmu menusuk syaraf mataku

lalu kuyakinkan sambil kutimang hatimu yang masih merah
sambil kucabut bulucamarku di sayap patah
mengusapkan pada sisi hatimu yang lain
dan kau seperti merinduinya sejak lama

sejak kau tampak melaut kembali dalam wajah birumu
terus saja mendegupkan detak jantung yang dulu hampir terhenti
aku ingatkan itu saat kau semakin menyudut di pojok dinding karang
lalu kau sedikit mengintip dari sudut matamu yang mulai sembab

dermaga itu melabuhkan biduk yang dulu
yang kini kandas karena kering itu belum juga usai
akankah harus padang gersang?
sebab jejak itu menemukan air mata menderas

seperti yang kau memilin luka
hanya ingin menangguk duka
dan aku mulai jeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar