saat air mengalir jengah
ada cascade di tengah,
jatuh mengombak lembut
membasuh di atas genangnnya, para marbut
ikan-ikan berenang bersama sang faqih
menyentuh dasarnya dalam doa fasih
sudah terlampau jauh mengikuti alurmu
menuju terdampar di sangkarmu
telah tertanam benih rasa sayangmu
mencariku di penantian sanggar cipta
untuk kau ingatkan kembali arah semula
di keyakinanku, titipkan pada malaikat penjaga
mendekap hati sang mahbub
menyimpan rapatrapat di semat tabut
saat menimangnya, dayangku duduk di lengkung bulan sabit
memulai rasa pertama dan terakhir yang kaumiliki
lalu kaurangkai dalam sajaksajak aksentuatif
tangan menangkup, tengadah pada Al Lathief…
menjawab rasa
melabuhkan jiwa
stanza menghamba di dendang solo
melantun dalam iringan para virtuoso
melukis di kegelapan nisbi
seperti yang tergambar di mural
tersembunyi di gua kastil tua, terpental
merebak kisah amour yang suci
air itu menghimpun diri
memercikkan rinai gerimis
membasahkan kerudungmu saat mendoa
tiba-tiba ada vibrasi di bibirmu
Mahbub Junaedi
bumiayu, Jumat, 19 Agustus 2011, 09:04:21
cascade = air terjun kecil
marbut = penjaga masjid
faqih = ahli hukum agama
mahbub = kekasih (lover)
dayang = lady-in-waiting
tabut = bahtera
solo = tunggal
virtuoso = ahli pemain (music)
mural = lukisan dinding
amour = asmara yang dirahasiakan
vibrasi = getaran