Entri Populer

Jumat, 05 Agustus 2011

Bulan madu di atas pelangi yang tertunda

oleh Mahbub Junaedi pada 05 Agustus 2011 jam 14:55

Saat cinta sudah mencapai kembara di Orion Nebula,
seperti engkau yang menggambarkan dengan runut di setiap detilnya.
Inspirasimu mengalir begitu indahnya,
aku mencium bau wangimu saat dipersinggungan kulit bayimu
begitu lenggangnya menyusuri ritmik yang sudah kau bangun di alurmu.
Kemudian saat aku dinubuatkan dengan seekor camar yang langlang buana
mencari hakikat laut yang adalah penjelmaanmu,
maka ada suatu hubungan yang sinergi saling melengkapi di tiap keselarasan
saat menukilkan ayat-ayat langit, lalu membumikan kembali di haribaannya.

Masih ada jagat yang jauh lebih sepi untuk menepikan cinta
dan harus merogohnya melalui lorong black hole
dan mengendapkannya menjadi Kristal-kristal galaksi yang tumbuhkan kilau
di kejauhan bintang-bintang yang telah lelah mengedip sepanjang malam,
kemudian jatuh ke bumi menjadi butiran embun bergelayut di pucuk-pucuk daun,
 lalu pudar saat sinar surya membuyarkan silau
bahwa menandakan pagi sudah beranjak
membangunkan makhluk-makhluk untuk menyudahi mimpi-mimpinya.

Cara pandang camar yang dirundung cinta adalah keluasan laut tak bertepi,
begitu menggeloranya seperti degup jantung yang alot
begitu menggelegakkan gelombang yang menggulung dan berkejaran,
seperti sedang pamer pada camar tentang aurora dengan kabut warnanya
yang ingin meluluhkan kekerasan hati camar
sedang waktu itu kau putuskan menepikan rasa cintamu
hanya pada camar di malam yang sedang purnama-purnamanya,
bulan adalah penghulu yang siap menagih ikrar
yang harus terucap saat itu juga,
karena takkan ada lagi full moon di malam-malam mukadimah

Dawai yang menyayat itu menderit seperti gesekan ranting pohon
pada daun kering melengking di kejauhan
saat camar tertidur dalam usapan angin hangat
yang sengaja terbawa bersama alunmu yang membuih seputih awan.
ditingkahi denting piano alto di atas tebing karang
malaikat memainkannya seperti  irama ketandusan padang pasir,
teriring hentakan perkusif bunyi rebana,
suara satu huruf vocal menggema panjang dalam waktu tertentu
akhirnya melirih ditelan kesunyian saat malam beranjak larut…
sesekali timbul lagi dan lalu lenyap sama sekali.

Ada seruling melantun miris sedang melipat-lipat pelangi
yang terlambat datang di malam hari menjadi warna-warna dominan gelap,

kerlip lampu disco menyentakkan batin di hamparanmu, laut,
camar meliuk-liuk saat anggurmu sudah terteguk di sloki yang kesekian
yang terakhir tumpah di busana, Dior-mu menebarkan mabuk
 juga karena anggunmu.
Saat itu teringat bulan madu yang tertunda di atas pelangi

Mahbub junaedi
Kaligua di suatu pagi, August 4, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar